Sunday 11 March 2012

Budidaya Sagu

BUDIDAYA TANAMAN SAGU

Pembibitan sagu yang sedang kami laksanakan di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kepulauan Riau bekerjasama dengan PT. NSP (pemilik perkebunan) Alhamdulillah sudah 3 bulan di persemaian, artinya dalam waktu dekat akan dilakukan penanaman. Kami merasa senang, usaha kami mulai menampakkan hasil. Walaupun  tentunya banyak rintangan yang kami hadapi, semua kami jadikan pelajaran untuk perbaikan kedepannya. Berikut ini tahapan pembibitan sagu yang kami lakukan:
·         Perencanaan dan pengadaan abut (jumlah abut yang akan disemai per hari, sumber abut yang akan diambil)
·         Pengambilan abut
·         Pengangkutan abut
·         Seleksi abut
·         Perlakuan pestisida dan fungisida
·         Sistim pembibitan dan penanganannya
·         Lama Pesemaian
·         Penanaman di lapang
1.     Sumber abut untuk pembibitan kami berasal dari kebun PT dan kebun masyarakat. Kriteria abut yang baik untuk pembibitan diantaranya abut yang telah matang atau tua (pohon induk sudah dipanen 3-4 kali), bobot abut 2-5 kg, bonggol atau banir bentuk ”L”. (gambar 1)
2.     Pemisahan abut dari pohon induk dilakukan dengan pemotongan pada daerah leher yang berkayu (keras), akar-akar disekitar stolon mirip akar keras dan akar dipangkas hingga 4-5 cm dan pelepah abut dipotong hingga 30-40 cm..
3.     Abut yang sudah dipisahkan dari induknya harus segera disemai (kurang dari 24 jam) untuk meningkatkan persentase hidup abut. Abut yang sudah dilangsir (gambar 2)ke tepi kanal harus lembab dan dinaungi agar tidak terkena sinar matahari secara langsung yang dapat menurunkan kadar air abut.
4.     Sebelum abut disusun dalam rakit persemain harus dilakukan penyeleksian berdasarkan kesegaran bibit yang ditandai oleh pelepah yang segar dan mengkilap, abut tua yang ditandai oleh warna merah muda pada banir, bobot abut 2-5 kg, bonggol atau banir bentuk ”L”, tinggi pelepah abut dipotong hingga 30-40 cm, sertatidak terserang hama dan penyakit. (gambar 3)
5.     Setelah abut diseleksi, abut dicelupkan ke dalam larutan fungisida (dithane) untuk menghindari serangan hama atau jamur. Dosis larutan fungisida yang digunakan adalah  2 gram/liter atau 2 cc/liter air. Lama perendaman bibit kedalam larutan tersebut ± 2-5 menit (gambar 4).
6.     Sistim pembibitan yang kami lakukan adalah pesemaian rakit pada kanal dengan air mengalir. Rakit pelepah tua tanaman sagu dewasa. Rakit berukuran 2,5 x 1 merer yang dapat menampung 70 – 80 abut tergantung ukuran banir.(Gambar 5).
7.     Abut disemai dalam rakit selama 3 bulan. Penyemaian yang terlalu lama akan menyulitkan proses pengangkutan, karena abut terlalu besar.  Pertumbuhan abut di pesemaian sering tidak seragam (gambar 6).
8.     Sebelum ditanam, abut terlebih dahulu dipangkas pelepah daunnya untuk mengurangi penguapan. Jarak tanam sagu yang digunakan biasanya 8 x 8 m atau 10 x 10 m dan ukuran lubang 30x30x30 cm. Waktu penanaman sebaiknya dilakukan musim hujan.

Tenaga kerja pengambil abut sampai persemaian adalah warga sekitar areal kebun sagu yaitu Kp. Baru dan Teluk Kepau, Desa Kepau Baru. Sistem kerja secara kontrak, yaitu ada seorang kontraktor dengan minimal 10 anggota, sedangkan untuk tenaga pemeliharaan sistem BHL (buruh harian lepas).

No comments:

Post a Comment

komment disini ya..