Friday, 8 March 2013

Alga Merah


alga merah (Rhodophyta)  umumnya berwarna kemerahan, akan tetapi tidak semua rhodophyta ini berwarna merah. Spesies yang beradaptasi  di kedalaman air yang berbeda, berbeda pula perbandingan pigmen asesorinya (fikoeritrin). Rhodophyta warnanya hampir hitam di laut dalam, merah cerah pada kedalaman sedang, dan menjadi kehijauan pada air yang sangat dangkal karena lebih sedikit fikoeritrin yang menutupi kehijauan klorofil.

Kromatoforanya berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna fikoeretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan Fluoresensi. jenis Rhodophytha tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru. Ada juga alga merah yang tidak memiliki kromatofora sehingga bersifat heterotrof dan biasanya bersifat parasit pada ganggang lain
Alga merah sangat berlimpah pada perairan pantai bersuhu hangat di lautantropis, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang hidup di air tawar dan tanah. Sebagian besar alga merah adalah multiseluler, dan yang terbesar menjadi bagian dari 'rumput laut' bersama alga cokelat.
Siklus hidup sangat beraneka ragam pada alga merah ini. Karena tidak memiliki flagela, gamet hanya mengandalkan arus air untuk bisa menyatu.
Ciri-Ciri Umum:
  1. Bentuk talus alga merah berupa helaian atau berbentuk pohon. 
  2. Alga ini tidak berflagel
  3. Dinding selnya terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi sebelah luar tersusun dari lendir. Ganggang merah memiliki kemampuan menimbun kalsium karbonat pada dinding selnya.
  4. Alga ini memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah jenis karbohidrat yang disebut tepung floride, floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak.
Reproduksi
Rhodophyta dapat berkembang biak ssecara seksual dan aseksual Reproduksi seksual dengan pembentukan dua macam anteriduim pada ujung-ujung cabang talu. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium, terdapat pada ujung cabang lainnya.
Repsoduksi seksual: Pada saat spermatiun mencapai trikogen ( bagian atas karpogonium yang berbentuk benang) karena terbawa air. Kemudian spermatium melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk ke dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah karpogonium, sumbat itu memisahkan karpogonium dengan trikogen. Zigot hasil pembuahan langsung membentuk benang-banang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida, spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang dan berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi idividu baru lengkap.
Reproduksi aseksual:Perkembangbiakan aseksual terjadi dengan membantuk tetraspora. tetraspora kemudian akan menjadi gametangia jantan dan gametangia betina. Gametangia jantan dan betina akan menyatu membentuk karposporofit. Karposporofit akan menghasilkan tetraspora lagi.
Contoh jenis Rhodophyta:
  1. Eucheuma sp.
  2. Gelidium sp.
  3. Gracilaria sp.
  4. Batrachospernum moniliforme
  5. Corallina sp.
  6. Palmaria sp.  
Manfaat Alga Merah dalam Kehidupan Manusia

Alga merah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan seperti negara Jepang yang memanfaatkannya sebagai sumber makanan, bahan pembuatan agar-agar, dan  bahan kosmetik.