Deskripsi
Puyuh
adalah nama untuk beberapa genera dalam familia Phasianidae. Burung ini
berukuran menengah. Burung puyuh dari Dunia Baru (famili
Odontophoridae) dan puyuh kancing (famili Turnicidae) tidak berkerabat
dekat namun nama mereka memiliki perilaku dan karakteristik fisik yang
mirip. Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk. Mereka
pemakan biji-bijian namun juga pemakan serangga
dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan
tanah,
dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi
namun dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti puyuh jepang adalah migratori
dan mampu terbang untuk jarak yang jauh. Beberapa jenis puyuh
diternakkan dalam jumlah besar. Puyuh jepang diternakkan terutama karena
telurnya.
Puyuh
merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif
kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak
(Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa
burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun
1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia
puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai
bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.
Manfaat
- Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
- Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
- Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman
Syarat Lokasi
- Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
- Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
- Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
- Bukan merupakan daerah sering banjir
- Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
Pedoman Teknis dan Cara Budidaya Burung Puyuh
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang
peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen
(pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding
(makanan ternak/pakan).
Sarana dan Peralatan
Kandang
Dalam sistem perkandangan yang perlu
diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar
20-25°C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada
siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini
berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya
diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model
kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem
litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1
m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor
untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2
sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
Kandang untuk induk pembibitan
Kandang
ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan
menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan
digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara.
Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
Kandang untuk induk petelur
Kandang
ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan
kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang
ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai
umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini
berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan
itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan.
Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang
sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan
tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
Bibit
Yang
perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah
memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu
bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
- Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
- Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
- Untuk pembibitan atau produksi telur
tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh
jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin
telur tetas yang baik.
Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk
menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan
lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
mungkin.
Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan
penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang
sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan
petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari
Poultry Shoup.
Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan
untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet,
remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan
mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum
puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan
puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di
pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan
terus-menerus.
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di
vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat
diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral).
Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala
sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari
toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
Hama dan Penyakit
Penyakit
Radang Usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala:
puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk
yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada
usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala:
puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu,
mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan
yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan
dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam
yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit,
mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/
steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
Berak Putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
Berak Darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2)
dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula
Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox
Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
Gejala:
imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial,
kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala:
puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan
bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta
kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
Panen
Hasil Utama
Pada
usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah
produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi
berlangsung.
Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.
Syarat-syarat lain yang diperlukan dalam Budidaya Burung Puyuh Petelur
Syarat-syarat dalam memelihara burung
puyuh ini bukan merupakan syarat teknis. Bagi yang berkeinginan terjun
dalam usaha budidaya burung puyuh petelur, sebaiknya memperhatikan
syarat-syarat non teknis berikut:
Kasih Sayang
Bagaimanapun
mereka tetap hewan. Secara logika burung-burung puyuh itu tidak akan
mengerti biarpun kita bilang beribu-ribu kata sayang. Tapi rasa sayang
yang diwujudkan dengan memberi perhatian. Mengenal apa saja yang burung
puyuh butuhkan, kemudian memberi perhatian. Di sinilah ada semacam
ikatan batin antara kita dan burung puyuh; bahwa mereka bukan sekedar
mesin pencetak uang.
Disiplin
Seperti halnya
beternak ayam pedaging, apabila terlambat memberi pakan biasanya bobot
akan menyusut. Demikian juga dengan burung puyuh petelur, terlalu lama
terlambat memberi pakan dan minum berarti siap-siap saja akan berkurang
jumlah telur yang dikeluarkan.
Teliti dan Cermat
Ini penting. Dalam satu tingkat kandang
ada 100 ekor. Bisa dibayangkan bagaimana mereka berdesak-desakan. Maka
ketelitian memeriksa dan mengawasi sangat diperlukan. Adakah yang
bertingkah aneh-aneh atau yang kelihatan pucat, lesu, tembolok kosong,
atau kepalanya menunduk-nunduk dan muter-muter. Maka sempatkan untuk
meneliti kondisi mereka. Dan keluarkan dari dalam kandang apabila ada
yang tidak beres atau yang sudah mati.
Jangan Terlalu Pelupa
Terutama dalam memberi makan dan minum. Jangan ada yang terlewatkan. Sepele tapi bisa fatal akibatnya.
Ketekunan
Saat burung puyuh dalam kondisi baik
produksinya tentu kita akan senang dan semangat. Itu juga harus
diterapkan apabila datang suatu masa produksi burung puyuh sedang tidak
baik. Harus tetap senang.
Menjaga Kebersihan dan Kenyamanan
Jangan biarkan begitu banyak orang
begitu saja masuk dan berlalu lalang di dalam kandang. Apalagi kalau
tidak ada keperluan. Jaga juga untuk menutup mulut saat bersin (apalagi
kalau kita lagi flu). Meludah sembarangan sebaiknya tidak di dalam
kandang. Barangkali tidak ada pengaruhnya untuk kondisi burung-burung
puyuh, tapi tidak ada salahnya toh untuk berhati-hati.
Puyuh |
|
Klasifikasi ilmiah |
Kerajaan: |
Animalia |
Filum: |
Chordata |
Kelas: |
Aves |
Ordo: |
Galliformes |
Famili: |
Phasianidae |
|
Genera |
- Coturnix
- Anurophasis
- Perdicula
- Ophrysia
|