Itu hanya ungkapan salah seorang teman 
yang waktu itu saya ajak bicara di teras rumahnya. Meskipun begitu 
anggapannya, rupanya tanaman ini pada saat ini mampu mengahasilkan uang 
yang begitu lumayan. Bisa kita lihat dari produk-produk inovatif yang 
dijajakan di pasaran saat ini. Dari yang namanya singkong keju sampai 
spaghetti singkong. Yah, itu tergantung para pengelola dalam membidik 
pasarnya.
Sejarahnya, tanaman ini sudah begitu 
banyak menyelamatkan para pendahulu kita yang waktu itu begitu kesusahan
 akan makanan meskipun saat ini mungkin masih ada juga. Pada beberapa 
tempat tanaman ini dapat diolah dan akhirnya menjadi makanan pokok dalam
 kesehariannya. Sebut saja makanan yang  bernama “tiwul”.
Mengingat saat ini peluang pasar yang 
begitu tinggi, apalagi mereka para pengusaha yang begitu inovatif dan 
kreatif maka tidak ada salahnya kita belajar bagaimana cara budidaya 
tanaman singkong ini.
Syarat Tumbuh
Tanaman ini tumbuh optimal pada 
ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang 
berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya 
akan unsure hara. Jenis tanah yang sesuai 
adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, 
grumosol dan andosol. Sementara itu  pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, 
dan untuk pH idealnya adalah 5,8.
Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10’C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan.
Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10’C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan.
Persiapan bibit
Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.
Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.
Persiapan lahan
Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu 
sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi ataupun 
terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau 
bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam 
pemanenan.
Untuk daerah yang mempunyai curah hujan 
sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat 
guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di 
cangkul dan di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat 
dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat 
perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk 
penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan 
pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur tanah sebagai upaya 
pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga dapat 
memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah 
tanam.
Penanaman.
Waktu penanaman yang baik dilakukan pada
 awal musim kering atau kemarau dengan maksud untuk hasil penanaman 
dapat dipanen pada awal musim hujan.
Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun.
Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun.
Batang setek di tanam agak miring dengan
 kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat digunakan 
populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu 
subur dapat digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan 
system monokultur adalah 100 x 50 cm. Untuk system tumpang sari, 
penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya.
Pemeliharaan
Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat mandiri sehingga, tanaman ini menjadi mudah dalam pemeliharaanya.
Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.
Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.
Agar tanaman dapat tumbuh baik dan 
optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu 
muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang 
paling baik dan sehat dalam satu tanaman.
Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan
 setelah tanam dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
 pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan 
populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan 
membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan.
Hama dan penyakit 
Hama yang sering menyerang tanaman ini biasanya adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) dan serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis) serta penyakit Hawar Daun (Cassava Bacterial Bligh / CBB)
Panen.
Kriteria ubi kayu yang optimal adalah 
pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 6-9 
bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung 
sebaiknya ubi kayu dipanen pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga 
tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen adalah warna daun
 menguning dan banya yang rontok.
Cara pemanenan dilakukan dengan membuat 
atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan
 batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut 
dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. 
Hindari pemakaian cangkul, karena permukaannya yang lebar yang tanpa 
disadari dapat memotong ubi.
Umbi yang baik setelah panen hanya 
berumu 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah melakukan
 banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila
 kandungan HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi 
kualitas tepung.
Varietas Ubi Kayu
Bada Penelitian dan Pengembangan 
Pertanian dan Pusat Penelitian Pengembangan pertanian telah melepas 
beberapa varietas unggul ubi kayu.
1. Adira 1, umur panen 215 hari dengan produksi mencapai 22 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
2. Adira 2, umur panen 250 hari dengan produksi mencapai 21 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
3. Adira 4, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 35 ton/ha. Tahan layu
4. Malang 1, umur panen 270 hari dengan produksi mencapai 37 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah.
5. Malang 2, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 32 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah daun.
6. UJ 3, umur 8-10 bulan dengan produksi 20-35 ton/ha
7. UJ 5, umur 9-10 bulan dengan produksi 20-38 ton/ha
8. Malang 4, umur 9 bulan dan produksi 40 ton/ha
9. Malang 6, umur 9 bulan dan produksi 37 ton/ha
1. Adira 1, umur panen 215 hari dengan produksi mencapai 22 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
2. Adira 2, umur panen 250 hari dengan produksi mencapai 21 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
3. Adira 4, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 35 ton/ha. Tahan layu
4. Malang 1, umur panen 270 hari dengan produksi mencapai 37 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah.
5. Malang 2, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 32 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah daun.
6. UJ 3, umur 8-10 bulan dengan produksi 20-35 ton/ha
7. UJ 5, umur 9-10 bulan dengan produksi 20-38 ton/ha
8. Malang 4, umur 9 bulan dan produksi 40 ton/ha
9. Malang 6, umur 9 bulan dan produksi 37 ton/ha
Manfaat
1. Reumatik
 a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih.
 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
 Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/bobok pada
 bagian yang sakit.
 b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu.
 Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih
 hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
 a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu.
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih,
 kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
 b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
 Cara membuat: ditumbuk halus.
 Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
 Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
 Cara membuat: ditumbuk halus.
 Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres.
4. Diare
 Bahan: 7 lembar daun ubi kayu.
 Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga
 tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak
 yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum.
5. Mengusir cacing perut
 Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya.
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga
 tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara menggunakan: diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
 Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
 Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih
 secukupnya.
 Cara menggunakan: dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
 Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
 Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih
 secukupnya.
 Cara menggunakan: dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
 a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda.
 Cara membuat: ditumbuk halus.
  b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
 Cara membuat: diparut.
 Cara menggunakan: dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot)
 Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
 Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan
 dibiarkan beberapa saat sampai tepung (patinya = jawa) mengendap.
 Cara menggunakan: tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang
 luka.
No comments:
Post a Comment
komment disini ya..