Hmm..
Siapa yang tidak mengenal akan tanaman ini. Namun, meskipun begitu
pamornya begitu rendah. Mungkin saja karena Ubi Kayu atau Manihot esculenta ini terlalu dekat dengan para penanamnya yang memang bertaraf sejajar dengan mereka yang dikatakan tak mampu.
Itu hanya ungkapan salah seorang teman
yang waktu itu saya ajak bicara di teras rumahnya. Meskipun begitu
anggapannya, rupanya tanaman ini pada saat ini mampu mengahasilkan uang
yang begitu lumayan. Bisa kita lihat dari produk-produk inovatif yang
dijajakan di pasaran saat ini. Dari yang namanya singkong keju sampai
spaghetti singkong. Yah, itu tergantung para pengelola dalam membidik
pasarnya.
Sejarahnya, tanaman ini sudah begitu
banyak menyelamatkan para pendahulu kita yang waktu itu begitu kesusahan
akan makanan meskipun saat ini mungkin masih ada juga. Pada beberapa
tempat tanaman ini dapat diolah dan akhirnya menjadi makanan pokok dalam
kesehariannya. Sebut saja makanan yang bernama “tiwul”.
Mengingat saat ini peluang pasar yang
begitu tinggi, apalagi mereka para pengusaha yang begitu inovatif dan
kreatif maka tidak ada salahnya kita belajar bagaimana cara budidaya
tanaman singkong ini.
Syarat Tumbuh
Tanaman ini tumbuh optimal pada
ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang
berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya
akan unsure hara. Jenis tanah yang sesuai
adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran,
grumosol dan andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8,
dan untuk pH idealnya adalah 5,8.
Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10’C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan.
Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10’C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan.
Persiapan bibit
Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.
Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.
Persiapan lahan
Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu
sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi ataupun
terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau
bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam
pemanenan.
Untuk daerah yang mempunyai curah hujan
sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat
guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di
cangkul dan di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat
dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat
perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk
penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan
pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur tanah sebagai upaya
pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga dapat
memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah
tanam.
Penanaman.
Waktu penanaman yang baik dilakukan pada
awal musim kering atau kemarau dengan maksud untuk hasil penanaman
dapat dipanen pada awal musim hujan.
Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun.
Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun.
Batang setek di tanam agak miring dengan
kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat digunakan
populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu
subur dapat digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan
system monokultur adalah 100 x 50 cm. Untuk system tumpang sari,
penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya.
Pemeliharaan
Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat mandiri sehingga, tanaman ini menjadi mudah dalam pemeliharaanya.
Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.
Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.
Agar tanaman dapat tumbuh baik dan
optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu
muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang
paling baik dan sehat dalam satu tanaman.
Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan
setelah tanam dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan
populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan
membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan.
Hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman ini biasanya adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) dan serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis) serta penyakit Hawar Daun (Cassava Bacterial Bligh / CBB)
Panen.
Kriteria ubi kayu yang optimal adalah
pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 6-9
bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung
sebaiknya ubi kayu dipanen pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga
tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen adalah warna daun
menguning dan banya yang rontok.
Cara pemanenan dilakukan dengan membuat
atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan
batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut
dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis.
Hindari pemakaian cangkul, karena permukaannya yang lebar yang tanpa
disadari dapat memotong ubi.
Umbi yang baik setelah panen hanya
berumu 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah melakukan
banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila
kandungan HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi
kualitas tepung.
Varietas Ubi Kayu
Bada Penelitian dan Pengembangan
Pertanian dan Pusat Penelitian Pengembangan pertanian telah melepas
beberapa varietas unggul ubi kayu.
1. Adira 1, umur panen 215 hari dengan produksi mencapai 22 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
2. Adira 2, umur panen 250 hari dengan produksi mencapai 21 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
3. Adira 4, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 35 ton/ha. Tahan layu
4. Malang 1, umur panen 270 hari dengan produksi mencapai 37 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah.
5. Malang 2, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 32 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah daun.
6. UJ 3, umur 8-10 bulan dengan produksi 20-35 ton/ha
7. UJ 5, umur 9-10 bulan dengan produksi 20-38 ton/ha
8. Malang 4, umur 9 bulan dan produksi 40 ton/ha
9. Malang 6, umur 9 bulan dan produksi 37 ton/ha
1. Adira 1, umur panen 215 hari dengan produksi mencapai 22 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
2. Adira 2, umur panen 250 hari dengan produksi mencapai 21 ton/ha. Tahan layu dan tungau merah.
3. Adira 4, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 35 ton/ha. Tahan layu
4. Malang 1, umur panen 270 hari dengan produksi mencapai 37 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah.
5. Malang 2, umur panen 240 hari dengan produksi mencapai 32 ton/ha. Tahan tungau merah dan bercak coklat merah daun.
6. UJ 3, umur 8-10 bulan dengan produksi 20-35 ton/ha
7. UJ 5, umur 9-10 bulan dengan produksi 20-38 ton/ha
8. Malang 4, umur 9 bulan dan produksi 40 ton/ha
9. Malang 6, umur 9 bulan dan produksi 37 ton/ha
Manfaat
1. Reumatik
a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih.
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/bobok pada
bagian yang sakit.
b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu.
Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres.
4. Diare
Bahan: 7 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak
yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum.
5. Mengusir cacing perut
Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih
secukupnya.
Cara menggunakan: dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih
secukupnya.
Cara menggunakan: dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda.
Cara membuat: ditumbuk halus.
b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut.
Cara menggunakan: dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot)
Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan
dibiarkan beberapa saat sampai tepung (patinya = jawa) mengendap.
Cara menggunakan: tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang
luka.
No comments:
Post a Comment
komment disini ya..