BUDIDAYA TANAMAN SAGU
Pembibitan
sagu yang sedang kami laksanakan di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan
Meranti, Kepulauan Riau bekerjasama dengan PT. NSP (pemilik perkebunan)
Alhamdulillah sudah 3 bulan di persemaian, artinya dalam waktu dekat
akan dilakukan penanaman. Kami merasa senang, usaha kami mulai
menampakkan hasil. Walaupun tentunya banyak
rintangan yang kami hadapi, semua kami jadikan pelajaran untuk perbaikan
kedepannya. Berikut ini tahapan pembibitan sagu yang kami lakukan:
· Perencanaan dan pengadaan abut (jumlah abut yang akan disemai per hari, sumber abut yang akan diambil)
· Pengambilan abut
· Pengangkutan abut
· Seleksi abut
· Perlakuan pestisida dan fungisida
· Sistim pembibitan dan penanganannya
· Lama Pesemaian
· Penanaman di lapang
1. Sumber
abut untuk pembibitan kami berasal dari kebun PT dan kebun masyarakat.
Kriteria abut yang baik untuk pembibitan diantaranya abut yang telah
matang atau tua (pohon induk sudah dipanen 3-4 kali), bobot abut 2-5 kg,
bonggol atau banir bentuk ”L”. (gambar 1)
2. Pemisahan
abut dari pohon induk dilakukan dengan pemotongan pada daerah leher
yang berkayu (keras), akar-akar disekitar stolon mirip akar keras dan
akar dipangkas hingga 4-5 cm dan pelepah abut dipotong hingga 30-40 cm..
3. Abut
yang sudah dipisahkan dari induknya harus segera disemai (kurang dari
24 jam) untuk meningkatkan persentase hidup abut. Abut yang sudah
dilangsir (gambar 2)ke tepi kanal harus lembab dan dinaungi agar tidak
terkena sinar matahari secara langsung yang dapat menurunkan kadar air
abut.
4. Sebelum
abut disusun dalam rakit persemain harus dilakukan penyeleksian
berdasarkan kesegaran bibit yang ditandai oleh pelepah yang segar dan
mengkilap, abut tua yang ditandai oleh warna merah muda pada banir,
bobot abut 2-5 kg, bonggol atau banir bentuk ”L”, tinggi pelepah abut
dipotong hingga 30-40 cm, sertatidak terserang hama dan penyakit.
(gambar 3)
5. Setelah
abut diseleksi, abut dicelupkan ke dalam larutan fungisida (dithane)
untuk menghindari serangan hama atau jamur. Dosis larutan fungisida yang
digunakan adalah 2 gram/liter atau 2 cc/liter air. Lama perendaman bibit kedalam larutan tersebut ± 2-5 menit (gambar 4).
6. Sistim
pembibitan yang kami lakukan adalah pesemaian rakit pada kanal dengan
air mengalir. Rakit pelepah tua tanaman sagu dewasa. Rakit berukuran 2,5
x 1 merer yang dapat menampung 70 – 80 abut tergantung ukuran
banir.(Gambar 5).
7. Abut
disemai dalam rakit selama 3 bulan. Penyemaian yang terlalu lama akan
menyulitkan proses pengangkutan, karena abut terlalu besar. Pertumbuhan abut di pesemaian sering tidak seragam (gambar 6).
8. Sebelum
ditanam, abut terlebih dahulu dipangkas pelepah daunnya untuk
mengurangi penguapan. Jarak tanam sagu yang digunakan biasanya 8 x 8 m
atau 10 x 10 m dan ukuran lubang 30x30x30 cm. Waktu penanaman sebaiknya
dilakukan musim hujan.
Tenaga
kerja pengambil abut sampai persemaian adalah warga sekitar areal kebun
sagu yaitu Kp. Baru dan Teluk Kepau, Desa Kepau Baru. Sistem kerja
secara kontrak, yaitu ada seorang kontraktor dengan minimal 10 anggota,
sedangkan untuk tenaga pemeliharaan sistem BHL (buruh harian lepas).
No comments:
Post a Comment
komment disini ya..