Dalam
penanaman mangrove, kegiatan pembibitan dapat dilakukan dan dapat tidak
dilakukan. Apabila keberadaan pohon/buah mangrove disekitar lokasi
penanaman banyak, kegiatan pembibitan dapat tidak dilakukan. Apabila
keberadaan pohon/buah disekitar lokasi penanaman sedikit atau tidak ada,
kegiatan pembibitan sebaiknya dilaksanakan. Adanya kebun pembibitan
akan menguntungkan terutama bila penanaman dilaksanakan pada saat tidak
musim puncak berbuah atau pada saat dilakukan penyulaman tanaman. Selain
itu, penanaman melalui buah yang dibibitkan akan menghasilkan
persentase tumbuh yang tinggi. Bibit/benih yang akan ditanam harus sudah
tersedia satu hari sebelum diadakan penanaman. Buah bakau dan tumu bisa
disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam dan bisa ditanam tanpa
persemaian. Buah api-api dan prepat sebelum ditanam sebaiknya disemaikan
terlebih dahulu. Penanaman secara langsung, terutama di pinggir laut,
sulit dilaksanakan karena buah/bijinya terlalu kecil sehingga mudah
dibawa arus. Penanaman dengan sistem puteran dari permudaan alam, untuk
kedua jenis ini dapat dilakukan dan berhasil dengan baik.
- Pemilihan lokasi persemaian
Lokasi
persemaian diusahakan pada tanah lapang dan datar. Selain itu, hindari
lokasi persemaian di daerah ketam/kepiting atau mudah dijangkau kambing.
Lokasi persemaian diusahakan sedekat mungkin dengan lokasi penanaman
dan sebaiknya terendam air pasang lebih kurang 20 kali/bulan agar tidak
dilakukan kegiatan penyiraman bibit.
- Pembangunan tempat dan bedeng persemaian
Dari
luas areal yang ditentukan untuk tempat persemaian, sekitar 70 %
dipergunakan untuk keperluan bedeng pembibitan, sisanya 30 % digunakan
untuk jalan inspeksi, saluran air, gubuk kerja dan bangunan ringan
lainnya. Ukuran tempat persemaian tergantung kepada kebutuhan jumlah
buah yang akan dibibitkan. Bahan tempat persemaian dapat menggunakan
bambu. Atap/naungan dapat menggunakan daun nipah atau alang-alang dengan
ketinggian antara 1-2 meter. Apabila disekitar lokasi persemaian
terdapat banyak kambing, maka bangunan persemaian harus dirancang agar
kambing tidak dapat masuk.
Bedeng
persemaian dibuat dengan ukuran bervariasi sesuai kebutuhan, tetapi
umumnya berukuran 5 x 1 m. Dengan bedeng berukuran 5 x 1 meter dapat
memuat kurang lebih 1200 kantong plastik (polybag) ukuran 15 x 20 cm,
dimana masing-masing kantong memuat satu benih. Selain kantong plastik
(polybag), untuk penghe-matan dapat digunakan botol air mineral bekas.
Dalam ukuran bedeng yang sama dapat memuat 1280 botol air mineral bekas
ukuran 500 ml, dimana masing-masing botol memuat satu benih.
Bedeng
persemaian dapat dibuat dengan mencangkul tanah dengan kedalaman 5 – 10
cm atau tanah yang datar diberi batas berupa bambu agar kantong plastik
atau botol air mineral bekas tidak jatuh. Antar bedeng sebaiknya ada
jalan inspeksi untuk memudahkan peme-riksaan tanaman.
- Pembuatan bibit
Dalam
pembibitan, terlebih dahulu harus dipersiapkan media tanam yaitu tanah
lumpur dari sekitar persemaian. Untuk buah jenis bakau dan tengar, benih
dapat langsung di semaikan dan sekaligus disapih pada kantong plastik
atau botol air mineral bekas yang telah dilubangi bawah-nya dan diisi
media tanam.
Jenis
api-api dan prepat benih harus disemaikan terlebih dahulu. Buah
api-api, benih dapat ditebarkan langsung di bak persemaian atau kulit
buah dibelah dua terlebih dahulu sebelum disemaikan di bak persemaian.
Untuk buah prepat, dari satu buah dapat berisi lebih dari 150 benih.
Namun seringkali ditemukan sebagian benih benih ini telah diserang hama.
Untuk
mendapatkan benih prepat, buah yang sudah tua direndam di dalam air
selama 1 – 2 hari hingga benihnya benar-benar terpisah. Benih-benih ini
kemudian disemaikan di bak semai yang berisi tanah lumpur. Apabila semai
kedua jenis ini telah berumur kurang lebih 1 bulan atau ditandai dengan
keluarnya daun 5 – 6 helai, semai dipindahkan ke kantong plastik atau
botol air mineral bekas untuk disapih di bedeng persemaian. Penyiraman
bibit hanya dilakukan apabila air pasang tidak sampai membasahi bibit.
Setelah
bibit bakau atau tumu berumur sekitar 3 – 4 bulan, bibit siap untuk
ditanam di lapangan. Sedangkan bibit api-api atau prepat siap ditanam
setelah berumur sekitar 5 – 6 bulan.
Apabila
kelompok masyarakat sudah terbentuk, kegiatan pembibitan dapat
dilakukan dan dilanjutkan seterusnya oleh kelompok. Selain bermanfaat
untuk kegiatan penyu-laman atau penanaman baru, juga dapat menjadi
alternative penghasilan bagi kelompok. Saat ini permintaan terhadap
bibit mangrove cukup banyak karena sudah berjalannya beberapa program
penanaman mangrove diberbagai tempat.
No comments:
Post a Comment
komment disini ya..