Salah satu hasil pertanian dari sistem perkebunan adalah buah salak. Salak atau Zalacca Edulis merupakan salah satu buah tropis yang banyak diminati oleh orang Jepang, Amerika, Eropa dan Asia. Potensi daerah Yogyakarta salah satunya adalah salak pondoh, Anda akan mudah menemukannya dikawasan Turi Sleman. Jika melancong ke Sumatera Utara Anda akan menjumpai salak Padang Sidempuan yang manis. Bahkan dimanapun Anda tinggal, untuk memakan buah salak tidaklah sulit. Karena buah salak akan selalu ada dan mudah ditemukan.
Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesia. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh Pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
Buah salak tidak hanya mengandung gizi yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi sebagai buah segar, namun juga dapat diolah dan memiliki nilai jual lebih tinggi sehingga dapat Anda jadikan sebagai sebuah peluang usaha. Dari buah salak dapat Anda jadikan berbagai produk olahan seperti manisan, asinan, produk kalengan, keripik salak, bahan rujak, sirup bahkan dodol salak. Dalam daging buah salak mengandung kalsium, tannin, saponin, dan flavonoida.
Manfaat lain dari salak adalah untuk pengobatan seperti menghentikan diare, jadi bila memakannya terlalu banyak akan menyebabkan kesulitan buang air besar dalam kadar menengah. Kadang kulit salak juga digunakan dalam pengobatan tradisional China baik sebagai jamu atau bahan obat.
Sentra Penanaman
Daerah penghasil salak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
Syarat Pertumbuhan
A. Iklim
- Tanaman salak sesuai jika ditanam di daerah berzona iklim jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), 8-10 bulan/tahun dan 5-7 bulan pertahun.
- Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah.
- Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
- Suhu yang paling baik antara 20-30 derajat Celsius. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.
- Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
- Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 -7,5. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertyumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.
Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500m dpl.
Budidaya Salak
Untuk membudidayakan salak, hal pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan lahan. Tanah dicangkul dan ditumpuk sampai membentuk parit memanjang. Tanah tersebut diberi pupuk organik, tanpa campuran pestisida atau zat kimia lainnya. Setelah dibiarkan dulu selama 1-2 minggu, baru siap ditanami.
Sambil menunggu waktu tanam, siapkan bibit salak. Gunakan hasil cangkokan, misal salak pondoh. Karena hasil cangkokan, rasa buahnya sama dengan cangkokan tersebut. Bibit salak cangkokan yang digunakan berumur 3-4 bulan. Sudah dipisahkan dari induknya dan “disapih” dengan menanamnya di polybag. Sebaiknya jangan menanam menggunkaan biji salak. Dari pengalaman beberapa petani salak, rasa buah salak yang dihasilkan akan sepet. Tidak manis seperti induknya.
Bibit salak ditanam dengan jarak 1,5 x 2m. salak baru bisa dipanen buahnya saat berusia 3 tahun. Saat itu tinggi pohon antara 4-5m. selama masa menunggu salak panen, lahan kosong antara tanaman salak bisa dimanfaatkan untuk tanaman lain, sistem tumpangsari. Seperti sayur-sayuran (cabe, bayam, sawi, dan sebagianya), atau pisang. Hasil dari tanaman tumpangsari tersebut dapat digunakan untuk biaya operasional salak, hingga masa panen.
Begitu waktu panen tiba, tumbuhan salak akan terus-menerus berbuah. Agar lahan tanaman salak terjaga kesuburannya, berikan pupuk 2 kali dalam setahun. Yaitu pada bulan pertama dan bulan ke 6. Sebaiknya pupuk yang digunakan pupuk organik, jangan yang mengandung bahan kimia buatan.
Analisa Usaha Asumsi : perhitungan per tahun Biaya - Penyewaan lahan 1,5 ha (@ha lahan=Rp 10.000.000,.) Rp 15.000.000 - Bibit dan tanam 1 rumpun pohon salak Rp 30.000 (termasuk bibit, olah lahan, pemupukan, karyawan, transportasi, tanaman tumpangsari dll.) Jumlah rumpun pohon 3.750 3.750 x Rp 30.000 Rp 112.500.000,. Total Rp 127.500.000,. Perhitungan laba/(rugi) per bulan 1 rumpun salak, sekali panen 5 kg. Untuk 3.750rumpun x 5 = 18.750kg salak Harga /kg salak Rp 6000,. 18.750 X Rp 6000,. Rp 112.500.000,. Tanaman tumpangsari: Pisang 1500 pohon (@tandan 15.000) Sekali panen 1500 x Rp 15.000,. Rp 22.500.000,. Sayur-sayuran dan kacang tanah Rp 20.000.000,. Total Rp 155.000.000,. Laba/(rugi) bersih Pendapatan - Biaya = Rp 155.000.000,. - Rp 127.500.000,. Rp 27.500.000,. BEP (Biaya investasi + Biaya produksi) : (Keuntungan x Periode 1 tahun) = ( 0 + Rp 127.500.000,.) : (Rp 27.500.000,.x1) = Rp 4.63 (5 tahun)
gimana bacanyaaa...??? tolong dong, warna background agak dimudain. sakit mata niiihh..
ReplyDeletetengkyu,
sita
ahaaha.. OK mas nnti saya perbaiki ya bacjbroundnya.. makasih atas saranya....
ReplyDelete