DUKU PALEMBANG
Family Meliaceae
Family Meliaceae
Deskripsi
Merupakan salah satu duku unggul dari
Sumatera Selatan. Bentuk buahnya bulat atau bulat lonjong. Kulit buahnya
tipis, halus, berwarna kuning agak kecokelatan, dan sedikit mengandung
getah. Daging buahnya bening dan rasanya manis. Persentase daging
buahnya antara 64-77%. Keistimewaannya, duku ini jarang sekali berbiji.
Dari sekitar 10-15 buah, biasanya hanya dijumpai sebuah duku yang
berbiji. Produktivitas tanaman yang mulai berbuah rata-rata 12
kg/pohon/tahun, sedangkan tanaman yang sudah dewasa dapat menghasilkan
800-900 kg/pohon/tahun.
Manfaat
Buah duku pada prakteknya selalu dimakan
dalam keadaan segar setelah dikupas dengan tangan, tetapi buahnya yang
tanpa biji dapat dibotolkan dalam sirop. Kayunya yang berwarna coklat
muda keras dan tahan lama, serta digunakan untuk tiang rumah, gagang
perabotan, dan sebagainya. Kulit buahnya yang dikeringkan di Filipina
dibakar untuk rnengusir nyamuk. Kulit buah itu juga dimanfaatkan sebagai
obat anti diare, berkat kandungan oleoresinnya. Bagian tanaman lainnya
yang digunakan sebagai obat adalah bijinya yang ditumbuk digunakan oleh
penduduk setempat di Malaysia untuk menyembuhkan demam, dan kulit
kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri dan
malaria; tepung kulit kayu juga digunakan sebagai tapal untuk
menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
Syarat Tumbuh
Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di
dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Duku dapat tumbuh dan
be’rbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial.
Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai mempunyai pH
antara 6-7. Tanaman lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh
karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan,
bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian, jengkol, atau
petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya
mengandung banyak bahan organik. Duku juga toleran terhadap tanah masam
atau lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan
kandar air tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang,
seperti pada tanah pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah
berpasir yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan untuk
tanaman duku, asalkan diberi pengairan yang cukup.
Pedoman Budidaya
Tanaman diperbanyak dengan biji. Biji
ini dibersihkan dari daging yang melekat pada biji (arilus), kemudian
disemaikan langsung karena biji duku tidak dapat disimpan lama. Biji
duku bersifat poliembrioni sebesar l0-50%. Perbanyakan secara vegetatif
dilakukan dengan sambung pucuk. Batang bawah berasal dari semai biji
duku berumur setahun lebih. Perbanyakan dengan penyusuan berhasil baik,
tetapi dapat dipisahkan dari pohon induknya setelah 4-5 bulan kemudian.
Sementara, cara okulasi jarang dilakukan karena kesulitan mengambil mata
tempelnya. Cara cangkok juga jarang dilakukan karena pertumbuhan
bibitnya lemah meskipun dapat berakar. Bibit dari biji mempunyai masa
remaja (juvenil) panjang, antara 8-17 tahun. Umur mulai berbuah untuk
bibit vegetatif belum jelas, tetapi di Thailand bibit sambungan mulai
berbuah pada umur 5-6 tahun. Cabang entres diambil dari varietas unggul
yang daunnya masih muda, tetapi sudah mulai menua, biasanya menjelang
musim hujan. Untuk memperoleh hasil sambungan tinggi sebaiknya daun
cabang entres dirompes dua minggu sebelum cabang dipotong. Di Filipina,
sebagai batang bawah yang kompatibel digunakan semai Dysoxylum altisimum
Merr. dan Dysoxlum floribundum Merr. Duku ditanam pada jarak tanam 6-8 m
dalam lubang berukuran 6o cm x 6o cm x 50 cm. Setiap lubang diberi
pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg/lubang. Bibit ditanam pada
umur 1-2 tahun atau setelah mencapai tinggi 75 cm lebih. Pupuk buatan
berupa campuran 100 g urea, 50 g P2O5, dan 50 g KCl per tanaman
diberikan empat kali dengan selang tiga bulan sekali. Setelah ditanam,
bibit harus diberi naungan dengan atap daun kelapa atau jerami kering.
Kondisi lahan di sekitar bibit harus dij aga agar tetap lembap.
Pemeliharaan
Pohon muda hendaknya dinaungi dengan
baik dan disirami selama beberapa tahun pertama. Pucuk utama langsat
yang bertipe tegak harus dipenggal, dan cabang-cabang lateral yang
tumbuh diikat supaya tumbuh mendatar, agar perawakannya lebih memencar.
Pada pohon yang lebih tua, hanya pucuk pucuk air dan cabang-cabang yang
kena penyakit yang perlu dipangkas. Pemberian mulsa yang banyak
dianjurkan. Persyaratan kebutuhan haranya barangkali rendah, berkat
pertumbuhannya yang lambat dan hasilnya yang rendah, tetapi pemupukan
yang ringan di awal musim hujan dan setelah panen mungkin bermanfaat,
terutama jika ingin diproduksi hasil yang besar. Pengairan dapat
digunakan untuk mempercepat pembungaan satu atau dua bulan, asalkan
calon bunga telah muncul selama periode kering sebelumnya. Perbungaan
mulai tumbuh 7-10 hari setelah penyiraman. Suatu masa kering yang
pendek, yang terjadi ketika buah masih menempel di pohonnya akan
menimbulkan bahaya turunnya panen secara serius, disebabkan oleh
pecahnya buah jika kekurangan air itu tiba-tiba dipulihkan.
Hama dan Penyakit
Penyakit busuk akar dan antraknosa
merupakan 2 macam penyakit yang berbahaya, yang masing-masing menyerang
pohon dan buah duku. Belum jelas betul patogen mana yang menyebabkan
busuk akar, sebab belum ada bukti bahwa Phytophthora spp. terlibat dalam
hal ini. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) tampak berupa
bintik kecoklatan yang berukuran kecil sampai besar pada rangkaian buah;
serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal, dan juga
menyebabkan kerugian pasca-panen. Penggerek kulit kayu, merupakan hama
yang umum, terutama pada langsat yang bertipe tegak, yang seringkali
menyebabkan jeleknya penampilan ranting-rantingnya yang mati oleh
ulat-ulat ngengat ‘carpenter’ (Cossus sp.) dan ngengat hijau
(Prassinoxema sp.). Ulatnya menjadi pupa di dalam lorong. Hama-hama ini
aktif sepanjang musim hujan; sebagian kerusakan disebabkan oleh rusaknya
kuncup bunga: Petani duku mencolek kulit kayu yang lepas dari cabang
yang terserang, membunuh penggerek penggerek yang muncul, dan mengecat
dengan insektisida cabang yang telah dibersihkan terlebih dahulu.
Penggerek-penggerek lain menyerang batang, ranting, dan buah. Di
Malaysia, ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah
rontok; buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur
untuk memotong daur hidup hama ini: Di Indonesia, larva kumbang ‘weevil’
dijumpai di dalam buah duku. Kutu perisai dan kutu kecil (mites) dapat
pula menimbulkan kerusakan yang hebat. Kelelawar, burung, dan tikus suka
sekali memakan buah duku; pemberantasannya yang efektif adalah
menyinari dengan baterai pada rnalam hari dan membungkus tandan-tandan
buah dengan kantung-kantung nilon. Daunnya dirusak oleh binatang
pengebor daun, penggulung daun, kumbang, dan kutu.
Panen dan Pasca Panen
Buah duku dipanen dengan jalan dipanjat
pohonnya dan dipotongi tandan-tandan buahnya yang matarig dengan pisau
atau gunting pangkas. Hendaklah hati-hati agar tidak melukai bagian
batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnpa
akan muncul dari situ juga. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya
Iebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi
kerusalcan kuncup-kuncup bunga yang masih dorman. Diperlukan empat atau
lima kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya
pemetikan buah yang matang, yang ditaksir dari perubahan warna, yang
akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah yang berada dalam
satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika pematangan tidak
bersamaan, akan sangat menqulirkan pemanenan. Buah duku harus dipanen
dalam kondisi kering, sebab buah yang basah akan berjamur jika dikemas.
Penanganan pasca panen Duku merupakan buah yang sangat mudah rusak,
kulit buahnya berubah menjadi coklat dalam 4 atau 5 hari setelah
dipanen. Buah dapat dibiarkan di pohonnya selama beberapa hari menunggu
sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi walau masih berada di
pohonnya buah-buah itu tetap akan berubah menjadi coklat, dan dalam
waktu yang pendek tidak akan laku dijual di pasar. Penyimpanan dalam
kamar pendingin dengan suhu 15° C dan kelembapan nisbi 85-90% dapat
memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam
dahulu dalam larutan benomil (4 g/1). Buah duku dipasarkan dalam
keranjang-keranjang bambu yang dialasi koran bekas atau daun pisang
kering. Seringkali buah-buah itu dipilah-pilah dahulu sebelum dijual
No comments:
Post a Comment
komment disini ya..