Tehnis budidaya atau cara menanam mentimun / timun / ketimun.
Siapa yang tidak kenal dengan tanaman yang satu ini dimana sering
disebut dengan nama timun. Timun (Cucumber) merupakan tanaman semusim
yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang
berbentuk pilin atau spiral. Timun sering juga disebut dengan mentimun
atau beberapa daerah sering menyebutnya dengan nama ketimun.
Berikut ini adalah gambar dari timun / ketimun / mentimun tersebut :
Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah timun
dimakan mentah sebagai lalap. Atau, buah itu dapat pula diasinkan
sebagai teman nasi. Buah timun banyak mengandung vitamin A, vitamin B,
dan vitamin C.
Syarat Tumbuh
Timun jepang seperti jenis lainnya dapat hidup pada lahan berketinggian
sekitar 200 – 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di
tanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl. Sedangkan
tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah berkadar liat rendah dengan
pH tanah sekitar 6 – 7.
Berikut adalah cara budidaya timun/ ketimun / mentimun tersebut :
Persiapan Lahan
Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul buat guludan dengan tinggi 50
cm, lebar 120 cm, jarak antar guludan 40 cm. Pemakaian mulsa plastik
disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan 4
- 7 hari sebelum tanam, yaitu SP - 36 20 g/tan. Dan ZK plus 10 g/
tanaman.
Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 40 cm, lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
2. Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam.
3. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.
4. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.
Pemeliharaan
1. Pengairan. Usahakan tanah dalam kondisi lembab, lahan yang
kekeringan menyebabkan tanaman stres dan buah pahit, pengairan dilakukan
1 x seminggu.
2. Perambatan. Pemasangan lanjaran atau lurus diupayakan saat
tanaman berumur 2 minggu, selanjutnya disiapkan tali rapia 2 tingkat
dengan jarak 30 cm.
3. Penyiangan. Dilakukan untuk menghilangkan gulma.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng - oteng
(Epilachna sp.), Ulat, trips dan aphids. Apabila terdapat serangan
semprot tanaman dengan insektisida. Pada musim hujan sering terjadi
serangan kresek (Downy Mildew), antraknosa dan batang berlendir (Gummy
Stem Blight). Pada musim kemarau sering terdapat serangan virus ZYMV.
Pengendalian aphids bisa mengurangi penyebaran virus.
Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak.
Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat
tanda-tanda serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara
mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia
(penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik adalah dengan jalan
pencegahan (preventif). HAMA THRIPS Nimfa dan imago thrips dari ordo
Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan
sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan pada sinar
matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu
sendiri. Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan
mengering. Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis,
yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman. Cara
lainnya adalah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke sarangnya
atau dilakukan penyemprotan insektisida pada tanaman. JANGKRIK Jangkrik
dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di lapang.
Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian potongannya ditinggalkan
di tempat atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan
pengendalian pada thrips. PENYAKIT DOWNY MILDEW Serangan penyakit Downy
mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik
hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning.
Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning
atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan
cabang-cabang pada tulan daun. Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur
berwarna hitam pada bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan
penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate
atau Dithane-45. POWDERY MILDEW Awal serangan penyakit ini ditandai
dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih pada permukaan atas dan
bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas merata pada helaian
daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku, dan melipat ke
atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada penyakit Downy
mildew.
Panen dapat dilakukan pada umur 32 - 35 Hari setelah semai.
Berikut adalah beberapa jenis benih mentimun dan ciri - cirinya :
MERCY F1
¬ Bentuk seragam, produktif
¬ Warna buah hijau tua
¬ Rasa buah tidak pahit
¬ Toleran DM dan Antraknosa
¬ Awal panen 34 HSS
¬ Potensi hasil 50 - 60 ton/ha V E N U S
¬ Buah sedang dan langsing
¬ Rasa manis dan segar
¬ Cocok untuk lalab
¬ Toleran rebah batang dan Antraknosa
¬ Awal panen 32 HSS
¬ Potensi hasil 50 ton/ha
¬ Untuk dataran rendah
BELLA F1
- Warna buah hijau sedang
- Bobot buah 120 - 130 g/tan
- Toleran DM dan Antraknosa
- Awal panen 32 HSS
- Produksi mencapai 2 kg/tan NELLY F1
- Tipe lalab Bandung
- Buah silindris, panjang 10 cm, diameter 4 cm
- Warna buah hijau tua, bobot 110 g/buah
- Vigor bagus, daun hijau tua
- Buah tidak pahit
- Hasil Tinggi
- Untuk dataran rendah - menengah
MAYAPADA F1
Bentuk buah meruncing, bobot 120 - 130 g/buah
Warna buah hijau muda
Toleran DM dan Antraknosa
Awal panen 32 HST
Potensi hasil 2,2 kg/tanaman
Untuk dataran rendah - menengah BABY 007 F1
Bentuk buah meruncing, bobot 50 - 80 g/buah
Warna buah hijau muda, tidak pahit
Toleran DM
Panen mulai 33 - 35 HSS Potensi hasil 0,8 - 1 kg/tan.
No comments:
Post a Comment
komment disini ya..